KONFIKS,
PREFIKS, INFIKS, SUFIKS
1. Konfiks
Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan di antara kata
dasar. Kata "konfiks" berasal dari bahasa
Latin con- (dengan), dan -fix (tambahan). Afiks ini
sering dijumpai di dalam bahasa
Indonesia dan bahasa-bahasa
daerah di Indonesia.
Contoh di dalam bahasa Indonesia: "bersenang-senanglah",
"dibagikan", "mempertanggungjawabkan", dan lain-lain.
2. Kata Berimbuhan
Per-An, Pe-An, Dan Ke-An
Penggunaan Imbuhan Per-An, Pe-An, Dan Ke-An
a. Imbuhan
Per-an
· Bentuk
: konfiks per-an bila melekat pada kata dasar akan mempunyai variasi bentuk
(alomorf), yaitu:
1. Per-an
Misal : satu +
per-an persatuan
damai perdamaian
juang perjuangan
soal persoalan
adil peradilan
2. Pe-an
Misal : rumah +
per-an perumahan
kerja pekerjaan
layar pelayaran
desa pedesaan
3. Pel-an
Misal : ajar +
per-an pelajaran
· Fungsi
Konfiks per-an berfungsi untuk membentuk kata benda.
Misal : industri (KB) +
per-an perindustrian
kerja
(KK) pekerjaan
satu
(KBil) persatuan
panjang
(KS) perpanjangan
· Makna
1. Menyatakan makna
“hal-hal perbuatan”.
Misal :
- Kita
sebagai WNI harus selalu menciptakan perdamaian bangsa.
- Sektor
perindustrian di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan.
2. Menyatakan makna
‘proses’.
Misal :
- Perbaikan
rumah itu memerlukan waktu satu bulan.
- Perpindahan
kami ke Wonogiri ditunda satu minggu.
3. Menyatakan makna
“hasil”
Misal :
- Keanekaragamaan
budaya Indonesia menjadikan perbedaan satu sama lain.
- Perkataan
orang tua itu sangat menyentuh perasaanku.
4. Menyatakan makna
“tempat/daerah yang”.
Misal :
- Lapangan
sepak bola itu dijadikan tempat perkemahan.
- Masyarakat
perkotaan kurang memiliki sifat ramah.
b. Imbuhan Pe-an
· Bentuk
Konfiks pe-an bila melekat pada kata dasar mempunyai
beberapa variasi bentuk (alomorf), yaitu:
1. Pe-an
Misal: nalar +
pe-an penalaran
latih pelatihan
nilai penilaian
mandi pemandian
2. Pen-an
Misal: cium +
pe-an penciuman
jambret penjambretan
dapat pendapatan
tulis penulisan
jual penjualan
3. Pem-an
Misal: bina +
pe-an pembinaan
kakar pembakaran
paksa pemaksaan
potong pemotongan
vonis pemvonisan
4. Peny-an
Misal: salur +
pe-an penyaluran
siksa penyiksaan
sunat penyunatan
susun penyusunan
suntik penyuntikan
5. Peng-an
Misal: asing +
pe-an pengasingan
air pengairan
hayat penghayatan
umum pengumuman
harga penghargaan
6. Penge-an
Misal: tahu +
pe-an pengetahuan
kejar pengejaran
bom pengeboman
kembang pengembangan
cek pengecekan
· Fungsi
Konfiks pe-an berfungsi untuk membentuk kata benda,
Misal: latih
(KK) +
pe-an pelatihan
Kaji
(KK) pengajian/pengkajian
Satu
(KBil) penyatuan
adil
(KS) pengadilan
c. Imbuhan
Ke-an
· Bentuk
Konfiks ke-an bila melekat pada kata dasar tidak
mengalami perubahan bentuk.
Misal: adil +
ke-an keadilan
aman keamanan
indah keindahan
datang kedatangan
· Fungsi
Konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda dan kata
kerja pasif.
a. Membentuk
kata benda.
- Kata
benda abstrak
Misal: Tuhan
(KB) +
ke-an ketuhanan
bangsa
(KB) kebangsaan
manusia
(KB) kemanusiaan
cantik
(KS) kecantikan
- Kata
benda konkret
Misal: Camat (KB) +
ke-an kecamatan
Lurah
(KB) kelurahan
Bupati
(KB) kabupaten
b. Membentuk kata
kerja pasif
Misal: hujan +
ke-an kehujanan
sakit kesakitan
panas kepanasan
2. Prefiks
Prefiks adalah afiks atau imbuhan yang ditempatkan di
bagian muka suatu kata dasar. Bentuk atau morfem terikat prefiks atau awalan
seperti ber-,meng-,peng-,dan per-.
a. Prefiks
meng-
- Jika
ditambahkan pada dasar yang dimulai fonem
/a/,/i/,/u/,/e/,/o/,/ǝ/,/k/,/h/,atau/x/, bentuk meng- tetap menjadi
meng-/mǝŋ-/.
Contoh: Ibu guru menghapus papan tulis. (Cikgu
menghapus papan tulis).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata menghapus,
yang kata dasarnya adalah hapus. Kata hapus dimulai dengan fonem /h/, jadi pada
kata menghapus tidak terjadi perubahan bentuk.
meng- +
hapus > menghapus
- Jika
ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /l/,/m/,/n/,/ῆ/,/ŋ/,/r/,/y/,
atau /w/, bentuk meng- berubah menjadi me-.
Contoh: Joko meramal kejadian tahun yang akan
datang.(Joko akan meramal kejadian tahun esok).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata meramal,
yang kata dasarnya adalah ramal. Kata ramal dimulai dengan fonem /r/, jadi pada
kata meramal meng- berubah menjadi me-, terjadi perubahan.
meng- +
ramal > meramal
- Jika
ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem /d/, atau /t/, bentuk meng-
berubah menjadi men- / mǝn- /.
Contoh: Paman mendapat keberuntungan saat pemilihan
kepala desa. (Pak Cik dapat keberuntungan saat pemilihan kepale desa).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata mendapat,
yang kata dasarnya adalah dapat. Kata dapat dimulai dengan fonem /d/, jadi pada
kata mendapat meng- berubah menjadi men-, terjadi perubahan.
meng- +
dapat > mendapat
b. Prefiks per-
- Prefiks
per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan
fonem /r/ atau dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ǝr/.
Contoh: Ani adalah anak yang paling periang
dikeluarganya. (Ani adalah anak paling ceria dikeluarganye).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata periang,
yang kata dasarnya riang. Kata riang dimulai dengan fonem /r/, jadi pada kata
periang per- berubah menjadi pe-, /r/ pada per- dihilangkan sehingga hanya ada
satu r saja.
per- +
riang > periang
- Prefiks
per- tidak mengalami perubahan bentuk bila bergabung dengan dasar lain diluar
kaidah.
Contoh : Rani mengikuti perlombaan melukis antar
kampung. (Rani mengikuti perlombaan lukis antar kampong).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata perlombaan,
yang kata dasarnya lomba. Kata lomba dimulai dengan fonem /l/, jadi pada kata
perlombaan tidak terjadi perubahan.
per- + lomba +
an > perlombaan
c. Prefiks
ber-
- Prefiks
ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem
/r/.
Contoh: Paman berencana pindah rumah minggu depan.
(Pak Cik ade rencana nak pindah umah minggu depan).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata berencana,
yang kata dasarnya rencana. Kata rencana dimulai dengan fonem /r/, jadi pada
kata berencana ber- berubah menjadi be-, terjadi perubahan.
ber- + rencana > berencana
- Prefiks
ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada dasar yang suku pertamanya
berakhir dengan /ǝr/.
Contoh: Budi pergi ke Jakarta beserta orang tuanya.
(Budi pergi ke Jakarta beserta orang tuanya).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata beserta,
yang kata dasarnya serta. Kata serta suku pertamanya /ǝr/, jadi pada kata
beserta ber- berubah menjadi be-.
ber- +
serta > beserta
- Prefiks
ber- tidak berubah bentuknya bila digabungkan dengan dasar di luar kaidah 1-2.
Contoh : Tari bermimpi tidak mendapat juara satu di
kelasnya. (Tari bermimpi tak dapat juare satu di kelasnye).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata bermimpi,
yang kata dasarnya mimpi. Kata mimpi dimulai dengan fonem /m/, jadi tidak
terjadi perubahan.
ber- +
mimpi > bermimpi
d. Prefiks ter-
- Prefiks
ter- berubah menjadi te- jika ditambahkan pada dasar yang dimulai dengan fonem
/r/.
Contoh: Kepala bapak terasa sakit. (Kepalo bapak
terase biso).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata terasa, yang
kata dasarnya rasa. Kata rasa dimulai dengan fonem /r/, jadi pada kata terasa
ter- berubah menjadi te-, terjadi perubahan bentuk.
ter- +
rasa > teras
- Jika
suku pertama kata dasar berakhir dengan bunyi /er/, fonem /r/ pada prefiks ter-
ada yang muncul dan ada pula yang tidak.
Contoh: Rana tepercik air panas. (Rana tepercik air
hangat).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata tepercik,
fonem /r/ tidak muncul.
ter- +
percik > tepercik
- Contoh:
Vitamin C terdiri dari buah jeruk. (Vitamin C terdiri dari buah jeruk).
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata terdiri,
fonem /r/ muncul.
ter- +
diri > terdiri
e. Prefiks
di-
- Prefiks
di- digabung dasar apapun tidak mengalami perubahan bentuk. Tetapi di sebagai
prefiks harus dibedakan dan di sebagai preposisi. Jika di diikuti oleh kata
yang menunnjukkan tempat, penulisannya dipisah.
Contoh:
1. Kakak dipukul
orang yang lain. (Kakak dipukul orang tak dikenal).
di- pada kalimat di atas di- nya digabungkan.
di- +
pukul > dipukul
Ibu membeli sayuran di pasar. (Emak beli sayou di
paso).
di- pada kalimat di atas dipisahkan karena menunjukkan
tempat.
di- +
pasar > di
pasar
Paman lagi berada di Indonesia. (Pak Cik lagi berade
di Indonesia).
Contoh ketiga sama dengan contoh kedua.
di- +
Indonesia > di
Indonesia
3. Infiks
Infiks adalah afiks yang diselipkan di tengah kata
dasar.
a. Infiks
–el-
Jari telunjuk adik sakit. (Jari telunjuk adik biso).
Kata dasar telunjuk adalah tunjuk yang diselipkan –el-
ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi telunjuk.
Paman akan pergi jelajah hutan bersama ayah. (Pak cik
akan pegi jelajah hutan bersame bapak).
Kata dasar jelajah adalah jajah yang diselipkan –el-
ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi jelajah.
Contohlah para leluhur terdahulu. (Contohlah para
leluhur kite terdahulu).
Kata dasar leluhur adalah luhur yang diselipkan –el-
ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi leluhur.
b. Infiks –er-
Kakak sedang bermain seruling. (Akak sedang bermain
seruling).
- Kata
dasar seruling adalah suling yang diselipkan –er- ditengah kata dasar atau dari
suku pertama menjadi seruling.
Serabut kelapa itu banyak dicari orang. ( Serabut
kelape tu banyak dicari orang).
- Kata
dasar serabut adalah sabut yang diselipkan –er- ditengah kata dasar atau dari
suku pertama menjadi serabut.
Kerudung bibi sangat cantik. (Tudung Mak cik sangat
comel).
- Kata
dasar kerudung adalah kudung yang diselipkan –er- ditengah kata
dasar atau dari suku pertama menjadi kerudung.
c. Infiks
–em-
- Ide
cemerlang adik sangat bagus. (Ide cemerlang Adik sangat bagus).
Kata dasar cemerlang adalah cerlang yang diselipkan
–em- ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi cemerlang.
- Kemilau
lampu dimana-mana. (Kemilau lampu dimane-mane).
Kata dasar kemilau adalah kilau yang diselipkan –em-
ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi kemilau.
- Suara
gemuruh terdengar sangat kuat. (Suare gemuruh tu terdenga sangat besar).
Kata dasar gemuruh adalah guruh yang diselipkan –em-
ditengah kata dasar atau dari suku pertama menjadi gemuruh.
4. Sufiks
Sufiks adalah akhiran, bentuk morfem terikat ini
digunakan di bagian belakang kata.
a. Sufiks
–kan
Sufiks –kan tidak mengalami perubahan apabila
ditambahkan pada dasar kata apa pun. Tetapi biasanya sufiks –kan seringkali
dikacaukan dengan sufiks –an yang kata dasarnya kebetulan berakhiran fonem /k/.
Sebagai verba jumlah huruf k-nya ada dua, tetapi sebagai nomina, huruf k-nya
hanya satu.
Contoh:
- Letakkan
meja itu kembali pada tempatnya. (Tarok meja tu kembali pade tempatnye).
Letak + -kan > letakkan
- Tembakkan
peluru itu tepat pada sasarannya. (Tembakkan peluru tu tepat pade sasarannye).
Tembak + -kan > tembakkan
- Ibu
menyuruh adik jelaskan apa yang terjadi tadi. ( Emak menyuruh adik
jelaskan ape yang telah terjadi tadi).
Jelas + -kan > jelaskan
b. Sufiks –i
Sufiks –i tidak mengalami perubahan jika ditambahkan
pada dasar kata apa pun. Tetapi pada kata yang berakhir fonem /i/ tidak dapat
diikuti oleh sufiks –i.
Contoh:
- Hormati
jasa para pahlawan kita terdahulu. (Hormatilah jase para pahlawan kite
terdahulu).
Hormat + -i > hormati
- Tetap syukuri
apa yang telah Allah berikan kepada kita. (Tetap syukuri ape yang telah Allah
nak berikan kepada kite).
- Syukur + -i > syukuri
Ampuni kesalahan yang telah dibuatnya
semalam. (Ampuni kesalahan yang telah dibuatnye semalam).
Ampun + -i > ampuni
c. Sufiks –an
Sufiks –an tidak mengalami perubahan bentuk jika
digabungkan dengan dasar kata apa pun. Jika fonem terakhir suatu kata dasar
adalah /a/, dalam tulisan fonem itu dijejerkan dengan sufiks –an.
Contoh:
- Anak
jalanan itu selalu membuat keributan.(Budak kecik tu selalu membuat keributan).
Jalan + -an > jalanan
- Uang
bulanan Rani belum dikirim paman. (Duit bulanan Rani tak dikirim pak cik).
Bulan + -an > bulanan
- Daratan
Eropa terjadi banjir bulan ini. (Daratan Eropa telah terjadi banjir bulan ni).
Darat + -an > daratan
Sumber :
http://yunitassari.blogspot.com/2014/05/prefiks-infiks-sufiks-dan-konfiks_5973.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar