Rabu, 30 September 2015

TEKS BERITA

HARGA TEMBAKAU ANJLOK



Kekeringan yang melanda beberapa desa khususnya di desa sidomukti kepohbaru  juga berdampak buruk bagi para petani tembakau harga tanaman tembakau dari tahun ke tahun mengalami kemerosotan tajam
Akibat kekeringan ini pasokan air untuk menyiram tembakau semakin sulit bahkan saluran air dan bendunganpun kering dan tak tersisa air sedikitpun para petani harus bersusah payah mencari air untuk menyiram tanaman tembakau mereka agar tidak busuk
Tetapi para petani berusaha untuk menanam tanaman tembakau berkualitas baik meskipun begitu harga tembaku tetap turun pasalnya hanya tanaman ini yang dapat mereka gantungkan pada saat musim kemarau
Turunnya harga tembakau tersebut mengakibatkan para petani tidak memiliki keuntungan alias merugi sebab turunnya harga justru tidak sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan para petani berharap pemerintah membantu berkaitan dengan harga tembakau agar petani tidak merugi
Mereka sangat mengharapkan uluran tangan dari pemerintah untuk mengatasi persoalan air sebab di daerah sidomukti tersebut termasuk titik kekeringan saat musim kemarau
Harga temabaku hanya mencapai 9rb- 11 ribu per kilonyameskipun tidak semahal tahun lalu yang mencapai 13rb sampai 15 rb per kilonyapara petani hanya bisa pasrah menghadapi harga tembakau yang menyengsarakan mereka masalah lain dari merosotnya harga tembakau yakni salah satu pabrik rokok yang berada di desa sidomukti kec kepohbaru tidak lagi beroprasi
Para petani tembakau tidak bisa berbuat apa apa mereka hanya bisa menunggu keputusan pemerintah agar menaikkan harga tembakau karena para petani tembakau harus merugi setiap musim tanam tembakau tiba
Beban beban ini tentunya sangat memberatkan perekonomian petani tembakau , jika hal ini tidak juga  diselesaikan dikhawatirkan petani tembakau justru akan mundur

Petani tembakau hanya menyayangkan pemerintah yang tak kunjung menaikkan harga tanaman tembakau jika tahun ini harga tembakau tidak juga ada perkembangan para petani akan mogok untuk menanam tanaman tembakau karena mereka hanya mendapatkan kerugian tanpa untung sama sekali

Teks Berita "Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan Komunikasi"



Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan Komunikasi

1.      Mencari hubungan antara struktur teks berita dengan peristiwa yang terjadi
No
Struktur Teks
Kalimat Dalam Teks
1.
Orientasi
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
2.
Peristiwa
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.

Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.

Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.

Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.

Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.

"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.

Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.

"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.

Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.

Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.

Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.

"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.

Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
3.
Sumber Berita
-       blokBojonegoro.com
-       Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno

2.      Menemukan ciri kebahasaan (keterangan) dalam teks berita.
No
Paragraf
Keterangan
Waktu
Tempat
Tujuan
Cara
Sebab
Alat
1.
I
-
SMKN1Baureno
-
-
-
-
2.
II
-
Ruang Kepala sekolah
-
-
-
-
3.
III
-
-
Makan “Nasi Pecel”
-
-
-
4.
IV
-
-
-
-
-
-
5.
V
-
Di Sekolah
-
-
-
-
6.
VI
(31/07-30/09)
Di SMKN 1 Baureno
Belajar Di SMK
-
-
-
7.
VII
-
SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah.
Belajar Di SMK
-
-
-
8.
VIII
-
Di Indonesia
Pertukaran Pelajar
-
-
-
9.
IX
-
Di Thailand
-
-
-
-
10.
X
Tahun 2016
-
Mengenal 2 Negara
-
-
-
11.
XI
-
-
Go Internasional
-
Sudah memenuhi syarat.
-
12.
XII
-
Di Kota Ledre
-
-
-
-
13.
XIII
-
-
-
-
-
-
14.
XIV
-
-
-
-
-
-

3.      Menemukan ciri kebahasaan (verba transitif dan verba pawarta) dalam teks berita  
No
Paragraph
Verba
Transitif
pawarta
1.
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
-
-
2.
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
-          Berkunjung
-          Mengikuti

3.
Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
-          Sedang
-          Menunjukkan
-          Kata kepala sekolah smk negeri 1 baureno, imam wahjono.
4.
Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.
-
-
5.
Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.
-          Memperkenalkan

6.
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
-          Mengenal
-    Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono
7.
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
-
-
8.
Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
-
-
9.
"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.
-
-
10.
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
-          Mengenal
-          Menghadapi

11.
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
-
-
12.
Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
-          Menikmati

13.
"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
-          Menirukan

14.
Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
-          Menggunakan
-          Memahamkan